Thursday, December 16, 2021

Divonis kanker!! (part 6)

     Setelah hasil test keluar, aku dan suami kembali konsul ke dokter senior tadi. Lebih lanjut aku dianjurkan untuk melakukan biopsi. Maksudnya operasi untuk mengambil sedikit jaringan tubuh agar dapat diteliti lebih lanjut di laboratorium.         Biopsi dilakukan untuk memantapkan diagnosis penyakit kanker dan membantu membedakan tumor jinak dengan kanker. Selain itu juga diandalkan untuk mengetahui stadium dan jenis kanker yang dialami. Jika diagnosis dan stadium sudah diketahui, akan mempermudah dokter dalam memilih pengobatan kanker yang tepat, yang meliputi operasi pengangkatan kanker, kemoterapi atau radioterapi. 
     "Apakah ada obat yang harus saya minum dok? Makanan apa yang harus saya hindari?" Tanyaku lebih lanjut. "Tidak ada obat khusus" jawab dokter senior tadi. Untuk makanan yang dihindari yang aku ingat adalah durian, nangka, mungkin buah yang dapat menimbulkan efek panas di tubuh. Namun aku tidak tahu apakah sudah ada penelitian lebih lanjut untuk itu. 
     Kemudian aku menuju ke bagian administrasi rumah sakit untuk mencari informasi berapa biaya yang diperlukan jika biopsi dilakukan. Saat itu disebutkan kira-kira diperlukan 30 jutaan untuk operasi biopsi dan rawat inapnya. 
     Dalam perjalanan pulang, suamiku tercinta (oppa Kurnia 😘) berusaha tampil tegar dan menguatkan aku, walau terlihat jelas diwajahnya kebingungan dan kekagetannya, makasih ya oppaku sayang... πŸ€—πŸ˜˜

#belajar berbagi #lawankanker #ceritakanker #breastcancer #kankerpayudara #
#jangan lupa bahagia #smileπŸ˜„πŸ’•

Wednesday, December 15, 2021

Divonis kanker!! (part 5)

Divonis kanker 😱!!

Kamu tau gimana kagetnya aku waktu itu? Mana ke dokter sendirian 😒 . Suami, saudara dan sohib-sohibku saat itu ga bisa menemaniku untuk cek ke dokter. Antara percaya dan ga percaya, aku dengarkan penjelasan dokter mengenai penyakitku ini... 

     "Ini sih kanker" kata dokter saat itu, sudah berapa lama? kenapa ga langsung ke saya? pernyataan pertama, disusul dengan pertanyaan-pertanyaan yang sempat membuat aku begitu kaget dan heran, antara percaya tidak percaya dengan perkataan dokter yang saat itu aku dengar. Gimana ceritanya bisa kanker? setauku tidak ada riwayat di keluargaku yang sakit kanker. 

     Hebatnya dokter senior ini, begitu melihat langsung bisa mendiagnosa "penyakit kulitku" ini dengan penyakit yang tak pernah terbersit dipikiranku hingga detik itu. 

     "Saya harus bagaimana dok?" Tanyaku kebingungan. Aku dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, cek darah, USG payudara dan perut, thorax dan tentu saja test antigen dimasa corona ini. 

     Satu persatu aku jalani test yang dianjurkan dokter. 

     Saat itu aku bimbang, apakah harus segera memberitahukan kabar ini ke suami dan saudara-saudaraku, aku ga mau mereka shock dan terbebani. Tapi akhirnya aku putuskan memberitahu mereka. Suamiku dengan panik segera menyusul ke rumah sakit, maaf ya oppa πŸ€­πŸ™. 

#belajar berbagi #lawankanker #ceritakanker #breastcancer #kankerpayudara #
#jangan lupa bahagia #smileπŸ˜„πŸ’•

Tuesday, December 14, 2021

Divonis kanker!! (part 4)

     Saat ke dokter kulit pertama kali, dokter memberi resep obat kompres (kemungkinan cairan NaCl). Saat itu aku agak heran juga mengapa dokter tidak memberi obat khusus untuk lukaku dan hanya dengan obat kompres saja. Namun aku masih berpikir mungkin dengan mengganti semua bra dengan bahan yang nyaman dan juga mengompres payudaraku, mungkin lukanya akan ikut  mengering dan membaik dengan sendirinya. 

     Sampai dengan minggu ketiga februari 2021, karena luka di payudaraku masih belum sembuh maka aku kembali ke dokter kulit. Masih dengan dokter kulit yang sama dan aku diberi resep untuk obat kompres seperti yang sebelumnya dan kali ini diberi salep untuk lukanya. lanjut kompreesss...⛄

     Dari beberapa pemeriksaan yang sudah aku jalani, aku tidak dipantang makanan tertentu karena dari hasil analisa disimpulkan, ruam pada payudaraku muncul karena alergi kontak atau alergi terhadap bahan tertentu, karena kalau dari makanan, ruam nya bisa timbul dimana saja dan tidak terfokus di payudara. Selain kompres dengan obat kompres, saat itu aku juga menggunakan air dingin untuk mengompres.

     Pertengahan Maret 2020, karena tak kunjung membaik, aku disarankan untuk ke dokter kulit yang lebih senior, yang diharapkan bisa memberikan pengobatan yang lebih cepat dan lebih manjur. Berharap segera sembuh maka aku segera cuuuzzz πŸš—πŸš—πŸš—pergi ke dokter kulit di PIK. πŸ‘­

     Oleh dokter kulit senior ini aku langsung dirujuk ke dokter onkologi. Saat itu aku masih bingung dan tidak begitu paham, apa itu dokter onkologi πŸ‘€ sehingga aku belum berpikir macam-macam. Saat itu dokter onkologi di PIK antriannya dahsyat, sudah full booking sampai satu bulan kedepan. 

     Dari hasil googling sohib tercintah ( beruntungnya aku,ada sohib yang baik hati dan tidak sombong, jagoan lagi pintar, sigap,cepat tanggap kapanpun, sakti mandraguna 😘) hari itu juga aku pergi ke dokter onkologi di daerah Rawamangun.

#belajar berbagi #lawankanker #ceritakanker #breastcancer #kankerpayudara
#jangan lupa bahagia #smileπŸ˜„πŸ’•

     

     

Thursday, December 02, 2021

Divonis kanker!! (part 3)

     Awal februari 2021, dengan berbagai pertimbangan dan juga desakan dari sohibku tercintaaah (mamacih jeng yien😘) , akhirnya aku beranikan diri untuk pergi ke dokter USG di daerah tanjung duren. Saat itu kondisi payudara kananku mulai ada sedikit luka.

     Dari hasil USG, tidak ditemukan adanya benjolan, namun disebutkan adanya penebalan kulit di kedua payudaraku. Aku disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter kulit. Sedikit lega, karena bukan seperti yang dikhawatirkan, bukan kista ataupun tumor apalagi kanker. 

     Beberapa hari kemudian, aku masih sempat lanjut konsultasi ke radhiestesi dengan menyertakan hasil USG tadi dan lanjut minum jamu. Untuk second opinion aku juga pergi ke dokter kulit di daerah pecenongan. 

     Saat itu dokter kulit yang aku temui, juga mendiagnosa bahwa aku alergi bahan imitasi dan disarankan untuk mengganti semua bra dengan bahan yang lembut dan menyerap keringat, serta agak longgar (saat itu berat badan naek terus pantang turun, mungkin itu juga bikin bra jadi lebih kencang). 

     Ahaaaa... Saatnya belanjaaaa hahaha... Jadi deh, ada alasan untuk pergi jalan-jalan dan belanja, naluri wanita tersalurkan πŸ˜„. Pilih dipilih, akhirnya ada kesempatan untuk borong beberapa bra baru, asyiiiik. 

#belajar berbagi #lawankanker #ceritakanker #breastcancer #kankerpayudara
#jangan lupa bahagia #smileπŸ˜„πŸ’•

Tuesday, November 30, 2021

Divonis kanker!! (part 2)

     Awal November 2020, benjolan atau kemerahan pada payudaraku masih belum hilang, malah kadang muncul rasa nyeri pada putingnya. Karena masih takut ke rumah sakit, maka aku mencari pengobatan alternatif yaitu dengan radhiestesi.  

     Karena masih masa pandemi corona, maka pendaftaran dan pemeriksaan serta konsultasi dilakukan secara online semua. Awalnya kita daftar melalui nomor wa, kemudian akan diberi nomor rekening untuk pembayaran, kemudian bukti transfer dan foto kita kirim ke nomor tadi dan akan diarahkan ke nomor wa yang digunakan untuk konsultasi. Dari hasil pemeriksaan, aku diberi resep beberapa jamu-jamuan untuk diseduh dan diminum. 

     Setelah beberapa kali konsul dan minum obat, payudara kanan aku mulai berkurang tidak terlalu keras namun masih kemerahan. 

     Hingga bulan Januari kemerahan belum menghilang dan malah menyebar ke payudara kiri, hingga akhirnya aku disarankan untuk melakukan cek secara medis. Aku disarankan untuk ke USG. Tujuannya untuk mengetahui bentuk dan ukuran dari penyebab kemerahan di payudaraku. 

#belajar berbagi #lawankanker #ceritakanker #breastcancer #kankerpayudara
#jangan lupa bahagia #smileπŸ˜„πŸ’•