Thursday, April 17, 2014

Mengantri atau mati?

Ada yang menarik dari artikel kompas yang saya baca hari ini (10 Des 2013 saking lamanya ga selesai nih postingan), "Mengantre atau mati" yang di dalamnya mengulas tentang pentingnya etika mengantri. 
     "Belajar mengatre vs matematika, seorang guru tidak terlalu cemas jika anak didiknya tidak begitu pandai berhitung matematika. Dia lebih cemas jika mereka tidak pandai mengantri. Ketika ditanya mengapa, dengan penuh keyakinan dia menjawab, cukup sekitar tiga bulan intensif untuk dapat menguasai matematika, sedangkan untuk pandai mengantri dan belajar mengenai nilai-nilai dibalik mengantri diperlukan waktu yang cukup lama, dicontohkan setidaknya diperlukan 12 tahun.
     Dalam dunia usaha, tidak semua profesi berhubungan langsung dengan matematika, kecuali dasar-dasar tambah kurang, kali dan bagi. Namun di setiap profesi akan diperlukan etika dan moral yang harus melekat sepanjang hayat.
Ada nilai-nilai yang berharga yang dapat diambil dari kebiasaan mengantri:
1. Seseorang akan belajar manajemen waktu yang baik, jika ingin mendapatkan giliran pertama, maka ia harus datang lebih awal.
2. Belajar bersabar, seseorang diajarkan untuk bersabar, apalagi jika ia berada di antrian paling belakang.
3. Menghormati hak orang lain, dengan adanya antrian, orang harus belajar untuk menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih dulu.
4. Disiplin
5. Kreatif, ketika seseorang sedang dalam antrian, ia dapat berpikir kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang dapat ia lakukan untuk menghilangkan kebosanan selama menunggu antrian.
6. Tabah menjalani proses untuk mencapai tujuan.
7. Belajar hukum sebab akibat, ketika seseorang datang lambat dia dihadapkan pada resiko untuk mendapat antrian di belakang.
8. Belajar keteraturan, dengan mengantri diharapkan ada keteraturan 
9. Rasa malu, malu jika ingin mendahului padahal yang lain bisa teratur untuk mengantri
10. Jujur pada diri sendiri dan orang lain.

     Sangatlah baik apabila nilai-nilai tersebut dapat diterapkan sejak masa kanak-kanak, mengingat etika moral tersebut akan menjadi bekal sepanjang hayat seseorang. Dengan nurani yang terasah dari kecil, niscaya diharapkan seseorang akan menjadi sosok dewasa yang dapat menghargai orang lain dan mendahulukan kebaikan.

No comments: